Sabtu, 25 Oktober 2008

Semangat Wedang Kopi


Dulu semasa masih duduk di bangku sekolah dasar, guru saya menerangkan bahwa Indonesia itu adalah salah satu penghasil biji kopi terbesar di dunia... Dan sekarang di masa modern ini, penikmat kopi semakin termanjakan dengan berjamurnya gerai-gerai "warung kopi" dari mulai "warung kopi" pinggir jalan yang biasa kita kenal sejak jaman "baheula" hingga gerai kopi eksklusif dan modern seperti Starbucks, Coffee Bean, Exelco, dan masih banyak lagi lainnya..

Terus terang dulu saya tidak terlalu suka kopi...rata-rata di keluarga saya yang "njawa totok" inipun wedang kopi tidak terlalu populer..Teh lebih populer..Kopi, anak kecil dilarang minum kopi...bikin bodo.. kata ayah saya. Ayah saya tidak terlalu menyukai kopi, dari ibu sayalah saya mengenal kopi. Beliaulah yang rutin menikmati wedang kopi setiap pagi di rumah.. Semasa kuliah saya minum kopi bukan dikarenakan suka, tapi lebih dikarenakan untuk menahan kelopak mata untuk tetap terbuka di tengah malam hari menjelang pagi supaya bahan2 untuk ujian bisa selesai saya pelajari untuk ujian besok pagi...atau tugas-tugas gambar teknik atau mata kuliah lainnya bisa saya selesaikan tepat pada waktunya sebelum diserahkan besok pagi...

Saya mulai tertarik wedang kopi setelah saya melihat film "You've Got Mail", sebuah film roman-komedi yang diperankan Tom Hanks dan Meg Ryan... dimana keduanya selalu pesan kopi di kedai "starbucks" menjelang mereka berangkat ke kantor... Pilihannya macam-macam ada decaf, frapuccino, latte,.. dan masih banyak istilah lain yang tidak saya kenal waktu itu... Kalau saya pergi ke warung kopi dekat kampus, pilihannya cuma satu...Kopi Tubruk.. Saya baru bisa menikmati kopi setelah muncul banyak gerai kopi di mall2 di Indonesia... Disitu kopi disuguhkan dalam berbagai wujud varian yang sangat menarik dan beragam..kadang dari namanya tidak menyiratkan bahwa itu adalah kopi...Kopi memang nikmat...kalau dulu tahunya hanya berupa wedang atau minuman panas, sekarang dinginpun bisa dinikmati..Luar biasa. Kadang pertemuan bisnis dimulai dari minum kopi, bersantaipun bisa dengan kopi...dan sekarang banyak anak sekolah pada "nongkrong" di kedai kopi.. Ternyata kopi memang tidak membuat orang jadi bodo, seperti kata ayah saya dulu. Kedai kopi eksklusifpun ramai dipadati orang dimana-mana, dan disudut2 pinggiran jalanpun warung2 kopi tradisional pun masih penuh sesak, bahkan di sekitar gerbang tol pun ramai pedagang menjajakan wedang kopi dalam kemasan plastik dan sedotan... Luar biasa kopi memang "pancen oye"...seakan tidak ada minuman yang lebih populer selain kopi saat ini...

Yang menarik, saat membaca menu minuman kopi di sebuah gerai kopi yang cukup ekskusif, dijelaskan bahwa ternyata biji kopi Indonesia itu bak primadona..Tidak ada satupun gerai kopi yang bertaraf internasional seperti starbucks, coffee bean, dan lain-lainnya itu yang tidak menjual kopi yang berasal dari Indonesia. Biji Kopi Indonesia adalah biji kopi terbaik yang sangat kaya rasanya, baik dari Sumatra, Sulawesi, maupun Jawa.. dan saat ini Indonesia masih masuk dalam 3 Negara Penghasil terbesar dari biji kopi dunia...

Fenomena kopi ini menjadi menarik untuk dicermati di saat dunia ini sedang diguncang badai resesi ekonomi, yang belum jelas sampai kapan akan berakhir... Berita koran kemarin cukup menarik..bahkan sangat menarik..bahkan membuat kebanggaan nasional saya pribadi seolah meningkat... AEKI (Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia) berencana tunda ekspor untuk mendongkrak harga kopi, karena harga kopi saat ini turun menjadi USD 113 perton dari harga USD 115,75 perton pada tanggal 20 Oktober lalu... Lha rak hebat tenan.. Akhirnya negeri kita bisa berperan sebagai Price Maker... Juru kunci dalam perdagangan sebuah komoditi, yang meski hanya berupa biji yang kecil, tapi segmen pasarnya yang begitu sangat mendunia..

Kenapa AEKI berani menahan ekspor...? Kenapa mereka berani menahan timbunan jutaan ton biji kopi nasional di dalam negeri..? Jawabannya mudah... karena orang Indonesia suka minum kopi.. dan masih kuat untuk membeli wedang kopi. Tidak seperti komoditi ekspor lainnya, infrastruktur wedang kopi sepertinyanya yang paling siap. Saya membayangkan seandainya untuk komoditi atau produk lokal lainnya, infrastrukturnya sesiap wedang kopi..mungkin imbas krisis ekonomi dunia tidak akan sedahsyat saat ini. Memang infrastruktur wedang kopi murah... tapi yang jadi masalah kan bukan sekedar murah dan tidaknya...

Semoga semangat "wedang kopi" para pengusaha, petani dan eksportir biji kopi di AEKI ini juga perlahan-lahan juga bisa tumbuh di komoditi-komoditi atau produk nasional lainnya.. Suatu semangat yang didorong kepercayaan diri yang tinggi. Tapi semangat itu tidak lahir mendadak...tiba-tiba mak "prul" nongol.. tapi semangat itu bisa "jumbuh" karena memang situasi dan prasyarat-prasyaratnya mencukupi dan mendukung. Tidak mungkin anak kita bersemangat untuk sekolah jika atap sekolahnya masih bocor...Tidak mungkin petani bersemangat menanam padi kalau pupuknya mahal..

Fenomena semangat wedang kopi itu membuktikan, bahwa Pasar Domestik merupakan pondasi utama ekonomi nasional. Ekonomi dunia boleh krisis, tapi untuk kopi...no way...Mau orang Amerika pada kantong kempes semuanya, mau orang Eropa pada kanker alias kantong kering semua, kopi tetap tenang...setenang sebagian besar masyarakat Indonesia untuk meneguk atau menikmati secangkir atau bercangkir-cangkir wedang kopi. Semoga semangat wedang kopi bisa segera menular ke produk nasional lainnya...

Tidak ada komentar: